Panorama Istana Ma’moen - Kisah Kami
Headlines News :
Home » » Panorama Istana Ma’moen

Panorama Istana Ma’moen

Written By sahrul alim on Senin, 04 Juni 2012 | 11.17


Oleh M. Syahri Ramadhan (LPM Media Sriwijaya FH Unsri)


Bersama – sama dengan rekan pers mahasiswa dari berbagai daerah. Ada yang dari Aceh, Padang, Medan, Riau, Solo, Bali, Makassar, Pare - Pare, dan saya sendiri yang berasal dari kota Palembang semuanya membaur menjadi satu di dalam angkot yang kami tumpangi. Canda tawa dari teman – teman dengan aksen bahasa dari berbagai daerah membuat suasana begitu ceria selama perjalanan kami menyusuri kota Medan.


Akhirnya rombongan kami sampai pada tempat tujuan. Adapun rombongan saya yang akan menyusuri salah satu tempat bersejarah di kota medan ini adalah teman – teman dari makassar, solo, medan, dan lampung. Rasa penasaran pun berubah menjadi kekaguman yang amat luar biasa setelah melihat istana yang indah ini. Desain bangunan yang begitu megah nan klasik semakin memantapkan hati atas keindahan istana ini.




Dengan berjalan santai saya dan rekan – rekan memasuki kawasan tersebut. meskipun luas tetapi tetap saja mata saya memerhatikan betapa luar biasanya gedung ini. Tak terkecuali, teman – teman yang lain seperti tidak mau menghilangkan momen tersebut. mereka pun mengabadikan kunjungan mereka tersebut dengan mengambil foto di sekitar kawasan istana. Termasuk juga saya yang tidak mau menyia – nyiakan selama kunjungan saya selama disana. Dengan mengambil Handphone  di dalam kantong celana kemudian menyodorkan kepada teman lain untuk mengambil gambar saya yang berada di kawasan istana.

Dengan bergaya ciri khas layaknya bintang model ditambah dengan mengenakan kaca mata hitam menambah kepercayaan diri saya untuk difoto oleh teman saya. Kemudian saya dan rombongan pun memasuki gedung tersebut. Betapa luar biasanya keadaan ruangan tersebut, berbagai motif warna menghiasi dinding istana dan berbagai perlengkapan yang ada di dalamnya seakan membuat saya benar - benar berada di masa kerajaan. Segala yang ada di dalam ruagan tersebut, kami perhatikan satu per satu mulai dari kursi, foto para sultan, hingga singgasana kesultanan.


Sebagai untuk memuaskan rasa penasaran saya terhadap gedung ini. Saya dan rekan pers yang lain pun menemui dan bercakap dengan penjaga istana tersebut. Dengan penampilan peci hitam di atas kepalanya dan sikap yang begitu dingin seakan menandakan bahwa dia siap menjawab segala pertanyaan dari kami mengenai sejarah maupun segala hal yang terkait mengenai istana Ma’moen.


Pria yang biasa dipanggil Azmi ini pun menjelaskan terlebih dahulu tentang peran kesultanan di indonesia dalam usaha terlepas dari cengkeraman penjajah Belanda. Menututnya, kesultanan yang ada di indonesia termasuk di medan khususnya raja atau sultan mempunya andil besar dalam menuju kemerdakaan Indonesia. Bahkan tidak berlebihan rasanya jika para sultan ini disamakan dengan seorang presiden sekarang. Namun, seiring berjalannya waktu peran dan wewenang sultan ini tidak terlalu besar seperti dulu. Hal ini dikarenakan sistem presidensial di indonesia yang telah diterapkan sejak awal kemerdekaan. Meskipun begitu, Azmi kembali menjelaskan bahwa peran dari sultan dari kesultanan Deli ini tetap berperan besar bagi masyarakat adat di Medan.


Bukan sampai disitu saja, dia menceritakan bahwa Sultan sekarang merupakan generasi yang keempat belas. Namun, khusus berdirinya banguna tersebut sudah ada sejak sultan Deli generasi kesembilan.


Setelah puas dengan jawaban yang diberikan oleh bapat tersebut. saya pun kembali melanjutkan untuk menelisik lebih jauh keadaaan istana tersebut. Bahkan, hal wajib yang tidak boleh dilupakan oleh pengunjung yaitu berfoto tetap saya lakukan dengan begitu percaya diri. Kemudian setelah menyusuri semua keadaan di dalam ruangan tersebut. saya dan rombongan segera menuju masjid untuk melakukan sholat jum’at.



Itulah salah satu pengalaman singkat saya selama berada di kota berjuluk “melayu deli” ini. Banyak pengetahuan baru yang didapat setelah menyusuri kota ini. Selain itu, kunjungan saya di istana bersejarah nan indah tersebut semakin membuka mata dan rasa kagum saya atas segala peninggalan kebudayaan di indonesia. Memang benar, tidak dapat dipungkiri bahwa keyakinan saya atas keberagaman budaya daerah di indonesialah yang membuat negara ini layak menjadi pusat perhatian dunia. Itulah salah satu panorama yang hanya ada di indonesia, hanya di kota medan yaitu panorama Istana Ma’moen. (*)
Share this article :

2 komentar:

  1. Kok jadi Istana makmun bacaannya.
    Hahaa.. abang syahri sambil tidur nih nulisnya (>ˆ▽ˆ)> ωªªκªªκªª <(ˆ▽ˆ<)

    BalasHapus

 
Support : Facebook | Sahrul Arul | Almamater
Copyright © 2011. Kisah Kami - All Rights Reserved
Template Created by Sahrul Arul Published by Almamater
Proudly powered by Blogger